• Kantor Pusat
  • Phone +62 21 3142981
  • Tanah Abang- Jakarta
  • Newyork Office
  • London Office
  • Tokyo Office
  • Phone +012 345 6789
  • Cargo Hub, NY 10012, USA
  • Phone +099 222 1111
  • Cargo Hub, LD 32614, UK
  • Phone +098 765 4321
  • Cargo Hub, Tokyo 32614, Japan
03 Dec

Transformasi Pergudangan Evolusi Sistem dalam Menghadapi Perubahan Industri – Supply Chain Indonesia


Oleh: Arkan Muhammad Faizulhaq
Junior Consultant | Supply Chain Indonesia

Salah satu kondisi yang terjadi pada industri hari ini adalah perkembangan internet dan dampaknya terhadap aktivitas bisnis, khususnya e-retailing. Peningkatan penggunaan platform digital dalam jual beli barang menuntut gudang untuk berdaptasi menyesuaikan perannya. Banyak orang berargumentasi bahwa tidak akan ada permintaan terhadap stok barang di gudang. Masing-masing perusahaan akan mengelola rantai pasokan baik dengan pengiriman produk secara langsung ke konsumen (cross docking) atau transshipment. Perubahan pola pengiriman menuntut perusahaan untuk berdaptasi dengan menyesuaikan model pergudangannya (Richards, 2014). 

Perkembangan e-retailing membuat lebih banyak pemenuhan permintaan sehingga dibutuhkanya pusat pengembalian barang dibandingkan dengan gudang. Hal ini akan mengarah aktivitas bisnis menjadi metode just in time dalam pemenuhan pemesanan sehingga produksi suatu barang akan didasari dengan permintaan konsumen (Richards, 2014). Perubahan metode menjado just in time (JIT) berdampak terhadap pengelolaan gudang. Gudang dirancang untuk menangani persediaan yang lebih sedikit namun dengan frekuensi pemesanan yang lebih sering. JIT juga mengharuskan sistem pergudangan menjadi lebih fleksibel dan responsif terhadap perubahan permintaan pelanggan. Maka dari itu, perkembangan e-retailing yang menggunakan metode JIT secara terus-menerus, akan meningkatkan pengiriman ke rumah (home delivery) secara signifikan.

Internet memberikan kemudahan bagi masing-masing individu untuk membeli barang sehingga dibutuhkan solusi teknologi dan pengambilan pesanan yang lebih cepat dan akurat. Perkembangan internet juga menuntun perubahan sistem distribusi menjadi home delivery sehingga terjadi peningkatan pesanan ke gudang, namun dengan jumlah item per pesanan yang sedikit.

Collaborative Warehouse
Gudang tetap akan menjadi komponen vital di dalam rantai pasok. Dalam konteks gudang masa depan, peran utama gudang adalah menjadi pusat konsolidasi yang mempererat retailer dengan produsen. Gudang menjadi penghubung antara kedua elemen tersebut dengan memperluas lokasi pusat konsolidasi untuk mencakup beberapa retailer sehingga memastikan pemanfaatan gudang yang lebih besar dan memungkinkan pengiriman ke segala arah (Richards, 2014).

Penerapan konsep ini memerlukan tingkat kepercayaan dan komitmen yang tinggi antara produsen, retailer, dan penyedia layanan logistik. Berdasarkan gambar 1 dan gambar 2, terdapat pebedaan penggunaan gudang (Richards, 2014). Gambar 1 menunjukkan peta gudang secara tradisional, di mana setiap manufaktur memiliki gudangnya masing-masing. Sistem ini dinilai tradisional karena memiliki beberapa kelemahan seperti biaya pengelolaan gudang yang tinggi, meliputi biaya penyewaan, perawatan, dan biaya operasional lainnya. Selain itu, beberapa gudang juga memiliki utilitas yang berbeda-beda dan mungkin tidak digunakan secara optimal karena fluktuasi dalam produksi dan permintaan.

Gambar 2 menunjukkan sistem pergudangan menggunakan collaborative warehouse, sistem ini menjadikan gudang sebagai komponen vital dalam ratai pasokan kerana beberapa manufaktur akan mengirimkan produknya ke dalam gudang yang sama. Gudang akan menjadi pusat konsolidasi dan fasilitas bersama untuk berbagai produsen dan produk sehingga utilitas gudang akan lebih optimal dan memungkinkan pengiriman ke segala arah.

Gambar 1. Peta Gudang Ritel Tradisional

Gambar 2. Collaborative Warehouse

Perkembangan Sistem Pergudangan
Sistem pergudangan terus mengalami transformasi untuk menyesuaikan revolusi industri dan kondisi pasar. Berikut adalah beberapa perkembangan dalam sistem pergudangan

  1. PopUp Distribution Centers
    Pusat distribusi “PopUp” merupakan gudang yang “muncul” untuk sementara. Ini adalah fasilitas jangka pendek yang dirancang untuk memudahkan perusahaan mengahadapi perubahan dinamika pasar. Fasilitas ini disediakan untuk memenuhi banyaknya permintaan di periode tertentu seperti hari natal, lebaran, dsb. Pusat distribusi ini sering kali menjadi strategi Perusahaan untuk bisa memenuhi pesanan e-commerce dengan cepat sehingga Perusahaan menempatkan fasilitas ini berdekatan dengan konsumen (Rogers & Rabinovich, 2017).
  2. On Demand Warehousin
    On Demand Warehousing merupakan platform gudang berbasis permintaan yang dapat disewa melalui platform digital untuk keperluan jangka pendek.  Melalui platform ini, perusahaan dapat dengan cepat menemukan dan memanfaatkan ruang penyimpanan tambahan sesuai kebutuhan. Umumnya, sistem ini digunakan bagi penjual yang ingin meningkatkan stok mereka selama musim tertentu di mana permintaan lebih tinggi dari biasanya (Hopstack, 2023).
  3. Smart Warehousing
    Smart warehosing merujuk pada penggunaan teknologi dan sistem cerdas untuk meningkatkan efisiensi, visibilitas, dan pengelolaan operasional dalam lingkungan penyimpanan dan gudang. Smart warehousing menyederhanakan pengambilan, penyortiran, pengemasan, dan pengiriman pesanan. Perusahaan dapat dengan cepat mengidentifikasi item yang tepat dan mengambilnya menggunakan perangkat pengambilan alat pemindai, robot, kacamata pintar, dsb (Marak, 2023).

Warehouse of the Future: Automated Warehouse
Istilah gudang masa depan adalah gudang dengan otomatisasi terintegrasi secara penuh ke dalam semua prosesnya. Desain gudang modern mencakup teknologi non-tradisional yang memungkinkan anda menggunakan teknologi yang akurat dan memiliki kantor yang dapat diakses secara mobile. Dengan otomatisasi, aktivitas yang membutuhkan banyak waktu dan usaha dapat disederhanakan seperti menjaga stok yang masuk dan keluar, melacak pesanan dan pembayaran, serta memastikan pengiriman dan pengiriman yang tepat (Hopstack, 2023).

Berikut merupakan perkembangan teknologi yang digunakan dalam mewujudkan gudang otomatis.

1. Automated Storage and Retrieval System (AS/RS) dengan Aisle-Captive Cranes
Gudang dengan teknologi ini ditunjukkan pada gambar berikut.

Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=xNyyItt7EZU
Gambar 3. Automated Storage and Retrieval System (AS/RS)
dengan Aisle-Captive Cranes

AS/RS memanfaatkan derek yang ditempatkan di lorong gudang untuk mengambil barang dari konveyor dan secara otomatis menyimpannya di rak dengan ketinggian hingga 30 m. Derek ini dapat melakukan proses pemindahan dan peninggian secara bersamaan dengan menggunakan siklus perintah ganda. “Siklus perintah ganda” merujuk pada proses di mana perintah penyimpanan dan perintah pengambilan dikombinasikan menjadi satu siklus operasi dalam sistem otomatisasi gudang (de Koster, 2018).

2. Autonomous Vehicle-Based Storage and Retrieval (Avs/R) Systems
Gudang dengan teknologi ini ditunjukkan pada gambar berikut.

Sumber: Jerman dkk (2021)
Gambar 4. Autonomous Vehicle-Based Storage and Retrieval (Avs/R) Systems

Sistem penyimpanan dan pengambilan berbasis kenda-raan otonom (AVS/R) adalah sistem berbasis lorong yang tidak menggunakan derek, melainkan shuttle yang dapat bergerak di arah x (beberapa shuttle dapat bergerak di arah y) pada setiap level di lorong, serta lift yang dapat memin-dahkan shuttle (atau muatan unit) antar level dan ke depo.

Sistem ini menawarkan kapasitas pengambilan yang jauh lebih tinggi dan jauh lebih fleksibel dalam kapasitasnya dibandingkan dengan AS/RS. Fleksibilitas tersebut disebabkan adanya penggunaan shuttle tambahan, kapasitas dapat dengan mudah ditingkatkan, dan dengan menghapus shuttle, kapasitas dapat dikurangi (Jerman dkk, 2021).

3. Autonomous Pick-support Automated Guided Vehicles (PS-AGVs)
Gudang dengan teknologi ini ditunjukkan pada gambar di halaman berikut ini.

Dengan penggunaan teknolohgi ini, AGV secara otomatis mengikuti picker dan picker dapat mengambil serta menempatkan barang ke AGV. Begitu wadah di AGV penuh, AGV membawanya ke depot dan secara otomatis digantikan dengan AGV baru yang membawa wadah kosong. Picker dapat melanjutkan rute pengambilan tanpa harus kembali ke depot. Umumnya, picker perlu melakukan scanning setiap pengambilan barang, menyesuaikan barang yang diambil dengan wadah yang ditempatkan (Kamoshida, 2017).

Sumber: Kamoshida (2017)
Gambar 4. Autonomous Pick-support Automated Guided Vehicles (PS-AGVs)

Gudang masa depan akan menjadi salah satu kunci penting dalam proses logistik. Pengecer, pengirim barang, dan semua elemen dalam logistik bergan-tung pada perkembangan gu-dang masa depan. Memastikan gudang-gudang dilengkapi de-ngan teknologi modern dan inovasi terbaru adalah langkah yang tepat untuk melakukan perubahan dalam proses pusat distribusi tradisional.

Referensi:

de Koster, Rene B.M. (2018) “Automated and Robotic Warehouses: Developments and Research Opportunities” pp. 33-38.

Hopstack, T. (2023) “Warehouse Transformation: The Future of Warehousing” diakses pada 26 November 2023 melalui https://www.hopstack.io/blog/warehouse-transformation-the-future-of-warehousing

Jerman, Boris, Ekren Banu Y., Kucukyasar, Melis, & Lerher, Tone (2021) “Simulation-Based Performance Analysis for a Novel AVS/RS Technology with Movable Lifts,” pp. 4-5.

Kamoshida, Ryota (2017) “Acquisition of Automated Guided Vehicle Route Planning Policy Using Deep Reinforcement Learning” pp. 2

Marak, Sylvia (2023) “Warehouse of the Future: Latest Technology, Industry Transformation and More” diakses pada 26 November 2023 melalui https://www.selecthub.com/warehouse-management/futuristic-warehouse/

Richards, Gwynne (2014) Warehouse Management: A Complete Guide to Improving Efficiency and Minimizing Costs in The Modern Warehouse 2nd Edition, London: Kogan Page.

Rogers, Dale S. & Rabinovich, Elliot (2017) “Warehouse of the Future” Arizona: Arizona State University, pp. 7-11.

1 Desember 2023

*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.

Download artikel ini:

  SCI – Artikel Transformasi Pergudangan Evolusi Sistem dalam Menghadapi Perubahan Industri (400.6 KiB, 9 hits)

Komentar

comments