TEMPO.CO, Jakarta – Founder sekaligus Chief Executive Officer Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, mendorong pemanfaatan kecerdasan buatan atau AI untuk mengatasi gangguan rantai pasok logistik. Teknologi AI bisa AI bisa dipakai untuk merapikan alur logistik, misalnya untuk mengoptimalkan rute dan ketepatan waktu pengiriman.
“Dalam pergudangan, penerapan AI berpotensi meningkatkan efisiensi dan akurasi persediaan,” ujarnya dalam keterangan tertulis SCI, Senin, 20 Mei 2024.
Berbicara dalam seminar bertajuk Technology in Supply Chain: Discovering Golden Opportunities in Global Economic Uncertainty, Setijadi menyebut AI akan meningkatkan respon pelaku terhadap gangguan pasar. Penyedia jasa logistik juga bisa mendapat prediksi permintaan yang lebih akurat. Biaya operasional juga akan berkurang karena segala proses terkait transportasi dan pergudangan menjadi serba otomatis.
Selama ini, rantai pasok logistik selalu terganggu oleh ketidakpastian. Kondisi itu menyangkut aspek pasokan, permintaan, operasional, serta lingkungan. Hambatan itu diperparah oleh konflik geopolitik di berbagai belahan dunia.
Ekonomi Indonesia pada 2023 tumbuh 5,05 persen secara kumulatif (c-to-c), disokong pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan mencapai 13,96 persen. Pada tahun yang sama, transportasi—termasuk segmen penumpang—naik 13,03 persen, sedangkan pada pergudangan naik 17,91 persen. Walau logistik tumbuh, rantai pasoknya masih tetap terganggu.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://beritabaru.news/supply-chain-indonesia-dorong-pemakaian-ai-untuk-rantai-pasok-logistik-berikut-alasannya-859145.html
Salam,
Divisi Informasi