JAKARTA, Investor.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan kondisi ekonomi global masih berada tren pelemahan saat ini. Hal ini perlu diwaspadai, khususnya terhadap kinerja ekspor dan impor selama tahun 2023. Sebab, perlambatan perdagangan akan mempengaruhi kinerja fiskal.
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa neraca perdagangan mencatatkan surplus sebesar US$ 3,45 miliar pada Juni 2023. Nilai ekspor Juni 2023 mencapai US$ 20,61 miliar, turun 5,08% dari perolehan Mei 2023. Sedangkan nilai impor pada Juni 2023 senilai US$ 17,15 miliar, turun 19,4% dibanding Mei 2023. Pertumbuhan surplus neraca perdagangan mencapai 708,66%, jika dibandingkan Mei 2023, namun turun 32,75%, jika dibandingkan Juni 2022.
“Terlihat ada perlambatan ekspor dan impor yang tentu akan sangat mempengaruhi kinerja APBN,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kinerja dan Fakta (Kita) Edisi Juli 2023 yang berlangsung secara virtual pada Senin (24/7/2023).
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 nilai ekspor terkontraksi 21,2%. Sri Mulyani mengatakan hal ini tidak terlepas dari lonjakan harga komoditas yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir sehingga saat terjadi normalisasi harga komoditas maka terjadi penurunan nilai ekspor.
“Kita lihat ekonomi dunia melemah permintaan terhadap barang ekspor juga mengalami penurunan serta harga komoditas mengalami koreksi. Sehingga kita lihat tren dari ekspor mulai mengalami penurunan dari sisi growth yang tadinya double digit sangat tinggi sekarang bahkan kontraksi,” kata Sri Mulyani.
Sumber dan berita selengkapnya:
https://investor.id/macroeconomy/335884/menkeu-perlambatan-ekspor-dan-impor-bisa-pengaruhi-apbn-begini-pertimbangannya
Salam,
Divisi Informasi