• Kantor Pusat
  • Phone +62 21 3142981
  • Tanah Abang- Jakarta
  • Newyork Office
  • London Office
  • Tokyo Office
  • Phone +012 345 6789
  • Cargo Hub, NY 10012, USA
  • Phone +099 222 1111
  • Cargo Hub, LD 32614, UK
  • Phone +098 765 4321
  • Cargo Hub, Tokyo 32614, Japan
15 Jun

MenkopUKM Tekankan Pentingnya Bangun Industri UMKM Domestik – Supply Chain Indonesia


INFO NASIONAL – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenkopUKM) Teten Masduki menegaskan pentingnya membangun industri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berbasis pada keunggulan domestik. Dalam orasi ilmiahnya pada Sidang Terbuka Senat Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dalam rangka Milad ke-21 di Sukabumi, Jawa Barat, Kamis, 13 Juni 2024, Teten menyoroti peran vital pengolahan sumber daya alam lokal sebagai fondasi industri nasional masa depan.

“Kita harus membangun pabrik-pabrik skala kecil dan menengah berbasis bahan baku dan keunggulan domestik yang kita miliki,” ujar MenKopUKM Teten Masduki. Dengan demikian, tujuan utamanya adalah menciptakan lapangan kerja berkualitas di dalam negeri. Menurutnya, mengundang manufaktur dari luar yang padat karya kini sudah tidak memungkinkan lagi, mengingat keunggulan komparatif antarnegara sudah relatif sama. “Dan ini juga sudah menjadi sunset industry,” kata dia.

Sebagai contoh konkret, Teten menyebut Indonesia sebagai penghasil sawit terbesar di dunia, namun ekspor masih terbatas pada CPO dan minyak goreng. Padahal, perusahaan besar seperti Unilever dapat memanfaatkan sawit sebagai bahan baku untuk puluhan produknya. 

Menteri Teten juga merujuk pada program industri parfum di Prancis, di mana 95 persen bahan bakunya berasal dari Indonesia, serta industri kecantikan Korea Selatan yang menjadi pusat produksi skincare global. “Yang paling banyak dicari anak-anak muda seluruh dunia adalah skincare. Salah satu produsen terbesar skincare dunia adalah Korsel,” kata Teten. Di Korea Selatan, pabrik-pabrik kecil memanfaatkan bahan baku yang sebagian besar berasal dari Indonesia, seperti ekstrak lidah buaya, alpukat, dan herbal lainnya.

“Kita kaya akan sumber daya alam, tapi mengapa kita tidak mengolahnya sendiri, minimal menjadi bahan setengah jadi untuk mensuplai industri nasional dan global,” tegasnya. Untuk itu, KemenKopUKM merancang program strategis untuk membangun banyak Factory Sharing dengan biaya antara Rp10 miliar hingga Rp20 miliar, guna mengolah berbagai sumber daya alam yang dimiliki Indonesia. “Kita di ASEAN sangat kuat di sektor pertanian dan perikanan. Kita kaya akan udang, ikan, dan lobster. Fokus saja ke situ,” ujarnya.

Sumber dan berita selengkapnya:
https://nasional.tempo.co/read/1879585/menkopukm-tekankan-pentingnya-bangun-industri-umkm-domestik

Salam,
Divisi Informasi

Komentar

comments