• Kantor Pusat
  • Phone +62 21 3142981
  • Tanah Abang- Jakarta
  • Newyork Office
  • London Office
  • Tokyo Office
  • Phone +012 345 6789
  • Cargo Hub, NY 10012, USA
  • Phone +099 222 1111
  • Cargo Hub, LD 32614, UK
  • Phone +098 765 4321
  • Cargo Hub, Tokyo 32614, Japan
23 Jul

Memahami Kembali Beberapa Hal Mendasar tentang Persediaan – Supply Chain Indonesia


Oleh: Shonada Arsy
Junior Consultant | Supply Chain Indonesia

Persediaan (inventory) merupakan suatu sumber daya menganggur (idle resources) yang keberadaannya menunggu proses lebih lanjut. Proses lebih lanjut di sini adalah kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran (distribusi), kegiatan konsumsi atau sistem rumah tangga, perkantoran, dan sebagainya (Bahagia, 2006).

Persediaan juga dapat diartikan segala macam barang yang menjadi objek pokok aktivitas perusahaan yang tersedia untuk dijadikan proses produksi atau dijual (Syakur, 2015). Keberadaan persediaan dianggap seringkali sebagai beban karena beberapa pengusaha menganggapnya sebagai pemborosan (Nawangwulan, 2022). Persediaan merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang memiliki jumlah besar.

Bentuk dan Jenis Persediaan
Sistem persediaan pada umumnya terdiri dari aspek struktural dan aspek fungsional, serta memiliki tujuan tertentu. Kegiatan usaha seperti sistem manufaktur selalu berkaitan dengan persediaan dalam berbagai bentuk antara lain (Nawangwulan, 2022):

  1. Bahan baku (raw material), jenis persediaan yang seringkali dibeli tetapi tidak diproses dan digunakan untuk memisahkan pemasok dari proses produksi.
  2. Bahan penolong (supplies), sebagai komponen pembantu terlaksananya proses produksi;
  3. Suku cadang (spare part), sebagai komponen pengganti apabila mengalami kerusakan;
  4. Barang setengah jadi (work in process), bahan baku yang sudah mengalami setengah perubahan dan dibutuhkan untuk membuat produk, serta mengurangi siklus waktu atau persediaan; dan
  5. Barang jadi (finished good), produk yang sudah selesai dan dipersiapkan untuk dikirim sesuai permintaan.

Semua yang termasuk ke dalam lini persediaan tidak hanya tersedia di lantai produksi, melainkan tersebar hingga keluar sistem manufaktur mulai dari gudang pabrik, gudang distribusi hingga gudang milik pengecer.

Fungsi
Persediaan memiliki beberapa fungsi, di antaranya (Revita, 2022):

  1. Antisipasi terhadap keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang jadi yang diperlukan oleh perusahaan,
  2. Memastikan bahwa barang yang dipesan telah sesuai dengan kebutuhan,
  3. Antisipasi kenaikan harga secara mendadak,
  4. Dapat menampung barang yang dihasilkan secara musiman,
  5. Memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dengan menyediakan produk yang diperlukan, dan
  6. Mendapatkan keuntungan dari pembelian yang dilakukan sebelumnya.

Manfaat
Persediaan diperlukan untuk mengetahui total persediaan secara lebih optimal dengan jumlah biaya yang minimal. Persediaan dalam suatu perusahaan bertujuan untuk menghadapi risiko ketidakpastian permintaan waktu pemesanan atau ketersediaan pasokan pemasok. Beberapa manfaat dari adanya persediaan sebagai berikut (Hadijah, 2022):

  1. Menghindari kekurangan stok
    Adanya persediaan yang dipersiapkan oleh perusahaan akan meminimalisir masalah kehabisan stok. Perusahaan akan terhindar dari kerugian, contohnya pelanggan yang beralih untuk membeli produk pesaing. Pentingnya bagi perusahaan untuk melakukan pengecekan barang agar hal tersebut tidak terjadi.
  2. Mendorong pemasaran
    Persediaan dapat membantu adanya proses pemasaran bisnis. Jika penjualan stok pada suatu produk banyak, kebutuhan pelanggan akan terpenuhi dan kepuasan terhadap konsumen semakin terjamin.
  3. Meningkatkan layanan
    Pelanggan akan merasa percaya terhadap produk yang akan dibeli karena adanya ketepatan saat proses pengiriman.
  4. Mengatur stok dan pengambilan keputusan
    Adanya manajemen persediaan memungkinkan fleksibilitas proses distribusi dan penyimpanan barang menjadi menyeluruh. Perusahaan akan lebih mudah mengatur dan memantau stok produk, termasuk dalam proses penjualan, produksi, dan pemesanan bahan baku. Pencatatan persediaan secara akurat membuat perusahaan lebih mudah mengambil keputusan mengenai barang yang perlu dimiliki atau jumlah barang yang perlu dibayar.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi manajemen persediaan dalam perusahaan di antaranya (Fauzi, 2023):

  1. Pendanaan dapat mempengaruhi prioritas dari persediaan, baik barang yang bersifat penting atau barang yang dapat ditunda pembeliannya.
  2. Waktu menunggu (leadtime), barang yang dipesan tentu saja perlu adanya waktu untuk menunggu sampai ditangan pembeli.
  3. Frekuensi pengguna, barang yang sering digunakan akan semakin kecil ketersediaannya.
  4. Daya tahan persediaan, ada beberapa barang yang ketahanannya rendah diperlukan kecepatan dalam proses distribusi, seperti buah dan daging.

Metode yang Digunakan
Jika perusahaan akan mengatur persediaan yang tersedia, maka diperlukan beberapa metode untuk menjaga level barang demi memenuhi kebutuhan pelanggan serta operasional yang menguntungkan.

Metode yang dapat dipakai dalam mengelola persediaan di antaranya (Fauzi, 2023):

  1. Peninjauan stok manual
    Metode ini banyak digunakan oleh bisnis berskala kecil dan umumnya memastikan level stok minimum barang. Peninjauan stok manual dapat digunakan untuk memastikan berlangsungnya manajemen persediaan, tetapi membutuhkan waktu yang relatif lebih lama serta memungkinkan terjadi kesalahan.
  2. Just In Time (JIT)
    Metode JIT dilakukan untuk perusahaan yang tidak menyetorkan barangnya sehingga tidak memiliki persediaan di gudang penyimpanan. JIT melibatkan proses analisis pola pembelian, pembelian musiman, serta beberapa faktor lainnya. Kebutuhan pelanggan dalam perhitungan metode JIT ini dapat terpenuhi tanda menjaga level stok barang. Risiko dari metode ini adalah saat terjadi kesalahan dalam membaca permintaan pasar atau alur distribusi pemasok yang dibaca kurang tepat, maka mengakibatkan stok perusahaan habis.
  3. Analisis ABC
    Metode ini dibagi berdasarkan tiga kategori, yaitu:
    1. Kategori barang A, mewakili barang yang nilainya tinggi dan mutunya rendah.
    2. Kategori barang B, mewakili barang yang nilainya sedang dan mutunya sedang.
    3. Kategori barang C, mewakili barang yang nilainya rendah dan mutunya tinggi.

    Masing-masing kategori dapat diatur dengan sistem manajemn persediaan secara terpisah. Keuntungan dari analisis ABC adalah dapat memberikan kendali yang lebih besar pada barang yang nilainya tinggi. Kekurangan dari analisis ABC adalah kebutuhan sumber daya yang besar untuk menganalisis level pengadaan semua kategori.

  4. Economic Order Quantity (EOQ)
    Penggunaan metode EOQ untuk menghitung semua jumlah unit yang dilakukan penambahan pada masing-masing order batch, tujuan mengurangi total biaya pengadaan. Pesanan yang terlalu sering dapat diminimalisir oleh perusahaan dan tentunya tidak ada barang yang memiliki ketersediaan berlebih.
  5. Periodic Review
    Metode periodic review dilakukan untuk menghitung pemesanan barang dalam periode waktu yang sama. Barang yang sudah dipesan akan dijadwalkan secara rutin sehingga yang dibutuhkan dapat diperkirakan.
  6. Material Requirement Planning (MRP)
    Melalui metode MRP pembelian barang dapat direncanakan sesuai kebutuhan sehingga akan terjamin ketersediaan materialnya. Metode MRP juga dapat menjaga level persediaan yang seminimal mungkin dan tidak akan mengganggu kegiatan pengiriman, penjadwalan, serta pembelian material.

    Setelah mengetahui sistem persediaan yang berguna bagi kelangsungan perusahaan, maka penerapan sistem persediaan yang efektif sangat dibutuhkan agar mencegah adanya kerugian yang berdampak besar terhadap biayaperusahaan. Pemilihan metode persediaan juga dapat disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki perusahaan.

16 Maret 2023

Referensi:

Syakur, A. S. (2015). Intermediate Accounting: Dalam Prespektif Lebih Luas. Edisi Revisi. Jakarta: AV Publisher

Bahagia, S. N. (2006). Sistem Persediaan. Bandung: Penerbit ITB.

Fauzi, A. (2023). Manajemen Persediaan. Diakses dari: https://www.selasar.com/manajemen-persediaan/#Faktor_yang_Mempengaruhi_Persediaan

Hadijah, S. (2022). Mengenal Sistem Inventory dan Cara Pengelolaannya untuk Lancarkan Aktivitas Penjualan dan Pemenuhan Permintaan Pasar. Diakses dari: https://www.cermati.com/artikel/sistem-inventory

Nawangwulan, A. (2022). Apa itu Persediaan Barang? Pengertian Menurut Para Ahli dan Jenisnya. Diakses dari: https://www.harianhaluan.com/pendidikan/pr-103513800/apa-itu-persediaan-barang-pengertian-menurut-para-ahli-dan-jenisnya

Revita, T. (2022). Inventory Contol: Pengertian, Fungsi, dan Tugasnya. Diakses dari: https://dailysocial.id/post/inventory-control-2

*Isi artikel merupakan pemikiran penulis dan tidak selalu mencerminkan pemikiran atau pandangan resmi Supply Chain Indonesia.

Download artikel ini:

  SCI – Artikel Memahami Kembali Beberapa Hal Mendasar tentang Persediaan (419.3 KiB, 16 hits)

Komentar

comments