• Kantor Pusat
  • Phone +62 21 3142981
  • Tanah Abang- Jakarta
  • Newyork Office
  • London Office
  • Tokyo Office
  • Phone +012 345 6789
  • Cargo Hub, NY 10012, USA
  • Phone +099 222 1111
  • Cargo Hub, LD 32614, UK
  • Phone +098 765 4321
  • Cargo Hub, Tokyo 32614, Japan
01 Jul

Asosiasi Dorong Pemerintah Setop Impor TPT dari Tiongkok – Supply Chain Indonesia


Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan diminta untuk menyetop keran impor produk tekstil dan produk tekstil (TPT) asal Tiongkok. Ini mesti dilakukan ketimbang mengenakan bea masuk hingga 200% pada barang-barang asal Negeri Tirai Bambu.

“Harapan kami pemerintah setop impor TPT (dari Tiongkok),” ujar Ketua Perhimpunan Produsen Pedagang Pakaian Bayi Indonesia (P4BI) Roedy Irawan saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (30/6). Pemerintah akan menerapkan aturan bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) dan bea masuk antidumping (BMAD) untuk tekstil dan produk tekstil (TPT) untuk produk impor tekstil. 

Barang seperti pakaian jadi, elektronik, alas kaki, keramik, dan tas yang masuk Indonesia akan menanggung bea masuk lebih tinggi daripada yang tidak dikenakan BMTP dan BMAD. Namun, Roedy berpandangan aturan tersebut dikhawatirkan tidak mampu membendung gempuran produk TPT asal Tiongkok. 

Terlebih ada praktik dumping atau praktik dagang yang dilakukan oleh eksportir dengan menjual barang di luar negeri lebih murah dibandingkan harga di dalam negeri. Roedy mencontohkan baju bayi model jumper polos dari produk lokal dipatok harga pokok penjualan (HPP) sebesar Rp8.000 dan model jumper motif senilai Rp9.000. 

Lalu, saat dijual secara grosir harga produk tersebut mencapai Rp11.000-Rp13.000. Sementara, harga impor jumper grosir dijual lebih murah di kisaran Rp9.000-12.000. “Dengan dumping harga dan banyak barang yang tidak masuk secara resmi atau ilegal, membuat kami tidak bisa bersaing dengan baik,” terang Roedy.

Sumber dan berita selengkapnya:
https://mediaindonesia.com/ekonomi/681657/asosiasi-dorong-pemerintah-setop-impor-tpt-dari-tiongkok#google_vignette

Salam,
Divisi Informasi

Komentar

comments